
Namanya Pak Darto. Sehari-hari, ia dikenal sebagai tukang gali kubur di pemakaman desa kecil di pinggiran kota. Bekerja sejak pagi, tangannya tak asing dengan bau tanah basah, peluh, dan sunyi kematian. Ia tak pernah mengeluh. Tapi diam-diam, ada satu mimpi sederhana yang ia simpan rapat: memiliki rumah sendiri.
Selama bertahun-tahun, ia tinggal di gubuk sewa tak jauh dari TPU. Penghasilannya pas-pasan, cukup untuk makan dan membayar kontrakan. Tapi suatu malam, ketika sedang beristirahat, seorang temannya mengenalkan sebuah permainan online berbasis hiburan digital bernama slot. Bukan karena rakus, tapi karena penasaran, Pak Darto mencoba—dengan uang receh sisa belanja sayur.
Awalnya, ia hanya menganggapnya hiburan pengusir lelah. Tapi malam demi malam, sedikit demi sedikit, keberuntungan berpihak. Hingga suatu hari, sebuah kemenangan besar datang. Tidak ia teriakkan, tidak ia pamerkan. Ia hanya menatap layar ponselnya dengan napas tercekat—cukup untuk mengubah hidupnya.
Dalam diam, Pak Darto menyisihkan uangnya dengan hati-hati. Ia berkonsultasi dengan orang yang lebih paham soal keuangan dan hukum. Beberapa bulan kemudian, impian itu terwujud: ia membeli sebidang rumah sederhana di dekat masjid. Rumah itu bukan istana, tapi punya halaman kecil dan atap yang tak bocor saat hujan.
Tetangganya terkejut, banyak yang penasaran. Tapi Pak Darto tetaplah Pak Darto. Ia masih menggali tanah dengan penuh hormat, masih menyapa orang dengan senyum rendah hati. Bedanya, kini ia menggali bukan lagi demi bertahan hidup, tapi dengan rasa syukur yang dalam—karena ia tahu, hidup bisa berubah hanya jika kita berani mencoba, tetap jujur, dan tidak melupakan asal mula kita.